Rabu, 21 Desember 2011

Tanda-tanda gejala MENOPOUSE


Menopause merupakan bagian normal dari proses penuaan semua perempuan.Menopause didefinisikan sebagai akhir dari siklus menstruasi secara permanen dan hilangnya fungsi ovarium.Beberapa perempuan mungkin akan mengalami menopause lebih awal karena prosedur kesehatan.Menurut data dari North American Menopause Society, di AS usia rata-rata perempuan yang mencapai menopause adalah sekitar 51 tahun.Di Amerika, setiap hari hampir 6.000 perempuan mencapai usia menopause
*      Tanda dan gejala yang menunjukkan awal menopause, yaitu:
1. Periode Menstruasi Mulai Berkurang
Seorang perempuan dianggap sudah mencapai menopause jika selama 12 bulan tidak mengalami menstruasi sejak tanggal dia mengalami periode menstruasi terakhir.     
Periode menstruasi yang tidak teratur sampai benar-benar berakhirnya menstruasi merupakan tanda yang paling jelas seorang perempuan telah mencapai masa menopause, terutama jika dia sudah berusia di atas 50 tahun.
Tidak ada patokan waktu yang pasti kapan periode terakhir menstruasi akan terjadi, tapi dengan mencatat siklus menstruasi dapat membantu menentukan kapan periode menstruasi mulai tidak teratur.
2. Hot Flashes
Salah satu gejala menopause yang mungkin paling terkenal adalah hot flashes. Hot flashes adalah kondisi yang normal dan dapat dikontrol dengan berolahraga secara teratur dan menghindari alkohol, kafein, serta makanan pedas. Merokok juga dapat meningkatkan keparahan gejala hot flashes.
Hot flashes terjadi karena perubahan hormonal yang menyebabkan pembuluh darah melebar dalam upaya untuk mendinginkan tubuh. Kebanyakan wanita kulitnya menjadi memerah atau berkeringat selama hot flashes. Kondisi ini dapat menyebabkan denyut jantung meningkat.
Terapi sulih hormon (TSH) sering digunakan untuk mengobati perempuan dengan hot flashes parah, meskipun tahun 2002 Women’s Health Study menemukan bahwa TSH dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan kanker payudara.Konsultasikan dengan dokter untuk memutuskan perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
3. Insomnia dan Gangguan Tidur Lain
Insomnia atau gangguan tidur lainnya merupakan tanda dan gejala yang sering terjadi pada awal menopause. Sebagian perempuan sering terbangun di malam hari karena berkeringat terlalu banyak atau hot flashes, sementara sebagian yang lain mengalami kesulitan untuk tidur.
Beberapa hal yang direkomendasikan untuk menangani masalah insomnia pada perempuan menopause adalah dengan menghindari konsumsi kafein dan melakukan latihan atau teknik relaksasi.
4. Mudah Marah dan Perubahan Mood (Mood Swings)
Banyak perempuan yang mengalami perubahan mood atau mudah marah sebelum dan selama menopause. Sebagian perempuan mungkin jadi lebih sensitif atau mudah tersinggung karena mengalami gangguan tidur atau insomnia sehingga sulit tidur nyenyak.
Diperkirakan sekitar 20 persen perempuan melaporkan mengalami depresi atau mudah tersinggung ketika menopause. Gejala ini mungkin akan lebih parah pada perempuan yang ketika muda mengalami masalah mood saat PMS.
Tingkat Keparahan Gejala
Setiap perempuan akan mengalami pengalaman menopause yang berbeda, beberapa diantaranya mungkin tidak mengalami gejala yang mengganggu. Di sisi lain, beberapa perempuan mengalami gejala yang cukup parah, seperti hot flashes dan insomnia. Penelitian yang dilakukan oleh the North American Menopause Society menunjukkan bahwa 80 persen perempuan menopause yang mengikuti survei tidak mengalami penurunan kualitas hidup.
5 tanda paling umum yang dapat memengaruhi perempuan selama masa menopause:
1. Menstruasi Tidak Teratur
Ada beberapa karakteristik yang dapat mendefinisikan menstruasi yang tidak teratur.
Beberapa gejalanya yaitu spotting, darah keluar deras, darah yang keluar sedikit, waktu menstruasi lebih lama, waktu menstruasi lebih pendek, menstruasi tidak keluar, dan menstruasi lebih sering, semua kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.
2. Hot Flashes
Hot flashes terjadi disebabkan oleh rendahnya kadar hormon estrogen. Gejala ini bisa mulai muncul dua tahun sebelum seorang perempuan berhenti menstruasi. Hot flashes ditandai dengan wajah dan dada terasa terbakar tiba-tiba dan panas yang ekstrim menjalar ke seluruh tubuh, biasanya diikuti dengan tubuh yang menggigil kedinginan.
3. Berkeringat di Malam Hari
Berkeringat di malam hari mirip seperti hot flashes, tetapi ini terjadi ketika sedang tidur. Perempuan biasanya akan terbangun karena tubuhnya basah kuyup oleh keringat di malam hari. Mengonsumsi makanan pedas atau alkohol sebelum tidur dapat memicu munculnya keringat di malam hari.
4. Vagina Kering
Kekeringan vagina menyebabkan lapisan vagina menjadi kurang elastis dan gatal, serta dapat membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman.


5. Kehilangan Libido
Hilangnya libido dapat disebabkan oleh dua hal, penurunan hormon atau masuknya gejala menopause. Kondisi ini bervariasi antara satu perempuan dengan perempuan lainnya dan dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk terangsang atau orgasme. perubahan fisik yang mungkin akan terjadi pada perempuan pada masa menopause:
1. Perut Kembung
Perut kembung disebabkan oleh retensi gas dan cairan. Kembung merupakan gejala menopause yang sangat umum terjadi. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau terapi sulih hormon. Perempuan biasanya terbiasa mengalami perut kembung sebelum periode menstruasi mereka. Untuk beberapa kondisi, kembung dapat diperburuk oleh diet yang buruk, dehidrasi, dan stres.
2. Berat Badan Bertambah
Sebagian besar perempuan mengalami penambahan berat badan dalam jumlah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu penting untuk mengelola berat badan melalui diet dan olahraga sebelum kondisi kesehatan lain terjadi, misalnya kadar kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
3. Kelelahan
Kelelahan bisa disebabkan karena berat badan berlebih atau karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot, dan kelelahan setelah makan merupakan kondisi yang juga terkait dengan fluktuasi hormon. Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga jadwal tidur yang teratur.
4. Insomnia dan Gangguan Tidur
Kelelahan bisa saja disebabkan oleh insomnia maupun gangguan tidur lainnya. Sedangkan insomnia sendiri bisa disebabkan oleh gejala menopause, seperti berkeringat di malam hari, kegelisahan, kecemasan, dan depresi.
5. Pusing
Pusing bisa terjadi setelah seseorang duduk lama dan kemudian berdiri terlalu cepat. Gejala ini juga bisa menjadi pertanda dari tekanan darah rendah, fluktuasi kadar gula darah, dan hipoglikemia, yang kesemuanya merupakan bagian dari gejala menopause.
6. Denyut Jantung Tidak Teratur
Denyut jantung yang tidak teratur dapat terjadi sebelum atau selama masa menopause. Jantung berdebar atau berdetak cepat disebabkan oleh penurunan hormon yang memengaruhi sistem kardiovaskular.


7. Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut tidak hanya terjadi pada laki-laki karena usia yang semakin bertambah, namun juga terjadi pada perempuan selama menopause.
8. Inkontinensia Urin
Inkontinensia urin atau masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama menopause. Masalah ini bervariasi mulai dari hanya sedikit urin yang keluar ketika tertawa atau bersin, hingga banyak urin yang keluar yang tidak diketahui penyebabnya.
9. Alergi
Selama menopause, alergi bisa terjadi, mulai dari munculnya tanda kebiruan atau yang lebih buruk. Tingkat sensitivitas beberapa perempuan terhadap alergen secara signifikan meningkat sampai pasca menopause.
10. Kuku Rapuh
Salah satu tanda yang umum dari menopause adalah kuku yang rapuh.
11. Perubahan Bau Kulit
Perubahan bau kulit bisa jadi disebabkan oleh pertumbuhan bakteri kulit selama menopause.
12. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu dampak yang paling merusak dari menopause. Tulang yang lemah menjadi lebih berisiko untuk mengalami patah tulang kecil (small bone fractures). Beberapa wanita bisa jadi mengalami patah tulang dan tidak menyadarinya. Tanda-tanda lainnya adalah nyeri punggung, kehilangan gigi, postur tubuh yang membungkuk, dan nyeri tulang.
Salah satu yang menyebabkan osteoporosis adalah keterbatasan jumlah kalsium dalam tubuh.

Kamis, 08 Desember 2011

transplantasi,inseminasi,eutanasia,menurut pandangan 5 agama


1.      Pengertian Transplantasi
Transplantasi berarti; “suatu proses pemindahan atau pencangkokan jaringan atau organ tubuh dari suatu atau seorang individu ke tempat yang lain pada individu itu atau ke tubuh individu lain”. Dalam dunia kedokteran jaringan atau organ tubuh yang dipindah disebut graft atau transplant; pemberi transplant disebut donor; penerima transplant disebut kost atau resipien.
Transplantasi termasuk inovasi alternatif dalam dunia bedah kedokteran modern, meski telah dilakukan beberapa abad sebelumnya secara sederhana. Perkembangan dunia bedah beberapa dekade terakhir, kajian dan studi mengenai transplantasi meramaikan perkembangan ilmu kedokteran karena merupakan tantangan medis tersendiri. Di Indonesia.
2.      Pengertian inseminasi
            Pada awalnya inseminasi buatan sering terdengar pada hewan dan tumbuhan dengan cara mengambil sperma lalu menginjeksikannya pada hewan betina, begitu juga halnya pada manusia. Proses inseminasi ini merupakan yang membantu wanita untuk mengatasi kemandulan dimana sel telur wanita tersebut tidak ada bahkan mengalami kelainan atau cacat, maka tekhnologi kedokteran bisa melakukan inseminasi buatan dengan merekayasa fertilisasi (pembuahan di luar rahim) yaitu dengan menyuntikan sperma ke dalam rahim wanita tanpa harus berhubungan badan dengan tujuan bisa hamil.
3.      Pengertian Eutanasia
Eutanasia atau pembunuhan tanpa penderitaan hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat indonesia, eutanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dibuat oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.














BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A.    Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang transplantasi
1.kajian islam.
Dalam perspektif global, khususnya di negeri Muslim, membolehkan praktek transplantasi organ dengan ketentuan kondisinya darurat dan tidak boleh diperjualbelikan. Pada umumnya, syarat diperbolehkannya transplantasi organ terdiri atas: harus dengan persetujuan orang tua mayit / walinya atau wasiat mayit, hanya bila dirasa benar-benar memerlukan dan darurat, Bila tidak darurat dan keperluannya tidak urgen atau mendesak, maka harus memberikan imbalan pantas kepada ahli waris donatur (tanpa transaksi dan kontrak jual-beli). Dengan demikian, pengcangkokan  dan keberadaan donor  diperbolehkan dalam perspektif kesehatan Islam.  menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk merelakan salah satu organnya untuk didonorkan kepada yang membutuhkan.
2. Menurut ajaran Hindu
 transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Tetapi sekali lagi, perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Berkat kemajuan dan bantuan teknologi canggih di bidang medis (kedokteran), maka sistem pencangkokan organ tubuh orang yang telah meninggalpun masih dapat dimanfaatkan kembali bagi kepentingan kemanusiaanajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya untuk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengorbankan tulus iklas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia.
        3 . Kajian Agama Kristen
Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ tubuh jasmani kita.
      4. Kajian Agama Katolik
Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak kita yang mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis lainnya. Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi donor. Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, maka kita dianjurkan untuk melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati
, maka kita sebagai umat Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian klinis atau medis bukan mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu sampai si donor benar-benar mati untuk dipanen organ, dan ini terbukti tidak ada halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan organ.



5.Kajian  Agama Budha
Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang telah berdonor  kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta. Malahan, karena donor adalah salah  satu  bentuk  kamma baik, ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.

B.     Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang inseminasi
1.      Kajian islam
Dalam islam inseminasi buatan yang tidak berasal dari ovum dan sperma suami istri yang tidak sah hukumnya adalah haram,sedangkan inseminasi buatan dengan kontrak rahim dalam hukum islam adalah diharamkan karena alasan yang sangat mendasar adalah mengandung unsur asaing dari pembuahan yang bukan berasal dari benih pasangan suami istri yang sah,kecuali sperma milik suaminya yang sah.
2.      Kajian budha
Dalam pandangan agama budha, perkawinan adalah suatu pilihan hidup dan bukan kewajiban, attinya seseorang dalam menjalani kehidupannya boleh memilih hidup berumah tangga,atau hidup sendiri. Termasuk dalam melakukan inseminasi buatan, dalam artian boleh memilah keputusan sendiri,hal ini bisa dikatakan hukum inseminasi buatan dalam kajian agama budha adalah boleh.
3.      Kajian kristen.
Menurut kajian agama kristen inseminasi buatan ini tidak sesuai dengan ajaran gereja katolik, karena beberapa alasan tertentu diantaranya:
a.       Melibatkan aborsi
b.      Tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia
c.       Masturbasi (pengambilan sperma) selallu dianggap sebagai perbuatan dosa
d.      Dilakukan diluar suami istri yang normal
e.       Menghilangkan hak sang anak untuk di kandung secara normal,melelui hubungan perkawinan suami istri.
4.      Kajian katolik
Menurut kajian agama katolik hubungan suami istri harus mempunyai tujuan union(persatuan suami istri) dan procreatin(terbuka untuk kemungkinan lahirnya anak). Maka, inseminasi baik yang heterolog( melibatkan pihak ke tiga) maupan yang homolog(antara hubungan suami istri itu sendiri). Memang tidak sesuai dengan ajaran imam katolik, karena dalam prosesnya meniadakan proses union(persatuan suami istri).
5.      Kajian hindu 
Inseminasi buatan(Bayi tabung)  dapat diterima atas persetujuan suami istri.
Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dengan tata kehidupan agama Hindu, karena tidak melalui samskara dan menyulitkan dalam hukum kemasyarakatan.
M.R. (Menstrual Reagulation).
Tidak dibenarkan karena tergolong brunaha, membunuh manik/ embriyo dalam kandungan, kecuali untuk kepentingan keselamatan sang ibu.
C.     Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang Eutanasia
1.       Kajian islam
Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma/taysir al-maut,dalam islam eutanasia tidak diperkanankan (diharamkan) karena berarti melakukan pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang lain kecuali dalam kondisi pasif yang sangat khusus.
2.       Kajian hindu
Berdasarkan kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu dimana seharusnya ia menjalani kehidupan (Catatan : misalnya umurnya waktu bunuh diri 17 tahun dan seharusnya ia ditakdirkan hidup hingga 60 tahun maka 43 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan), setelah itu maka rohnya masuk ke neraka menerima hukuman lebih berat dan akhirnya ia akan kembali ke dunia dalam kehidupan kembali (reinkarnasi) untuk menyelesaikan “karma” nya terdahulu yang belum selesai dijalaninya kembali lagi dari awal
3.       Kajian budha
Euthanasia atau mercy killing baik yang aktif atau pasif tidak dibenarkan dalam agama Buddha karena perbuatan membunuh atau mengakhiri kehidupan seseorang ini, walaupun dengan alasan kasih sayang, tetap melanggar sila pertama dari Pancasila Buddhis. Perbuatan membunuh atau mengakhiri hidup seseorang ini sesungguhnya tidak mungkin dapat dilakukan dengan kasih sayang atau karuna.
4.      Kajian Kristen Katolik
Para Uskup Gereja Katolik mengukuhkan bahwa eutanasia itu pelanggaran berat hukum Allah, karena berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moril tidak dapat diterima
5.      Kajian Kristen Protestan
Beberapa pandangan dari berbagai denominasi tersebut misalnya :
·         Gereja Methodis (United Methodist church) dalam buku ajarannya menyatakan bahwa : ” penggunaan teknologi kedokteran untuk memperpanjang kehidupan pasien terminal membutuhkan suatu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan tentang hingga kapankah peralatan penyokong kehidupan tersebut benar-benar dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan hidup tersebut”.
·         Gereja Lutheran di Amerika menggolongkan nutrisi buatan dan hidrasi sebagai suatu perawatan medis yang bukan merupakan suatu perawatan fundamental. Dalam kasus dimana perawatan medis tersebut menjadi sia-sia dan memberatkan, maka secara tanggung jawab moral dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi.


makalah,teori reva rubin


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda alam, penyelamat umat dari kemungkaran dan kemunafikan yakni nabi Muhammad saw.
Adapun maksud penyusunan makalah penjelasan dan isi teori reva rubin adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah konsep kebidanan. Selain itu penyusunan laporan ini bertujuan untuk menyampaikan kembali penjelasan dan isi teori reva rubin tentang kehamilan (awal kehamilan) secara tertulis untuk dapat berbagi ilmu pengetahuan baru dengan khalayak ramai.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan bisa diselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Siti Fatimah,SST., selaku dosen mata kuliah konsep kebidanan yang telah mengarahkan dan membimbing penyusun untuk dapat membuat makalah penjelasan dan isi tentang teori reva rubin ini.
2.      Orangtua trcinta, rekan-rekan dan semua pihak yang tak dapat penyusun tuliskan namanya satu persatu disini, yang telah membantu penyusun sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sampai selesai.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan materi yang tercantum didalamnya. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kemajuan penyusun di masa yang akan datang.
Ciamis,  November 2011

Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A.    Latar Belakang……………………………………………………….
B.     Tujuan………………………………………………………………..
C.     Metode Penelitian…………………………………………………….
D.    Perumusan Masalah………………………………………………......
E.     Sistematika Penulisan………………………………………………...
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………
Pengertian Teori Reva Rubin…………………………………………
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………..
A.    Jawaban dari Perumusan  Masalah……………………………………
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………
A.    Simpulan………………………………………......................................
B.     Saran……………………………………………………………………




kebutuhan gizi balita


KEBUTUHAN GIZI BALITA
Usia dibawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara psikologis, rentang usia ini sangat menentukan karakter anak. Jika anak sering diejek atau dicemooh, kemungkinan besar akan tumbuh menjadi anak yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Anak yang selalu dimanja akan tumbuh menjadi anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Demikian juga anak yang selalu ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh dengan ketakutan bahkan sampai depresi. Sebaliknya, anak yang dididik dengan pujian dan arahan yang benar, akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri karena sejak kecil dia merasa dihargai oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.

Demikian pula dengan cara orang tua memberi makan kepada anak. Jika dengan paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cenderung semakin menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti permen tetapi tidak diikuti dengan memberi pemahaman jelas, juga akan menimbulkan rasa untuk memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya diwujudkan dengan semakin menyukai makanan tersebut, dan dengan sembunyi-sembunyi makan dalam jumlah yang banyak karena takut ketahuan.

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pasa masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernakan usia ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan makannya. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Karena itu, pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.

Makanan yang tidak disukai anak juga tidak perlu dipaksakan. Namun, sayuran tetap dianjurkan untuk selalu diberikan meskipun si anak sering tidak menyukainya. Pemberian sayuran juga disiasati dengan cara dibuat jus yang dikombinasikan dengan buah-buahan sehingga rasanya lebih enak. Misalnya, sawi hijau bisa dikombinasikan dengan nanas yang sudah direbus. Anak usia balita belum dianjurkan diberi sayuran mentah karena enzim pencernaannya belum berkembang sempurna.

Rasa dan cara penyajian makanan sangat mempengaruhi kemauan anak untuk makan. Jika rasa jus tidak enak dan anak menolak, kita bisa membuat variasi jus lain yang lebih disukai anak. Namun, ada beberapa jenis buah berserat tinggi dan mengandung zat-zat berbahaya bagi saluran pencernakan balita yang sebaiknya tidak diberikan. Misalnya rambutan, manggis, nangka, sawo, dan durian.




MENGETAHUI STATUS GIZI BALITA
status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.

Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.
anak_gizi_baikMenurut ahli gizi dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus), dan gemuk.

Untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebut stunted (pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics).

Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Bedanya dengan balita, status gizi orang dewasa menggunakan acuan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau disebut juga Body Mass Index (BMI). Nilai IMT diperoleh dengan menghitung berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter persegi). IMT normal bila angkanya antara 18,5 dan 25; kurus bila kurang dari 18,5; dan gemuk bila lebih dari 25. Sebagai contoh orang bertinggi 1,6 meter, maka berat badan ideal adalah 48-64 kg.

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak.

Sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu.

Menurut Prof. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang.

anak_gizi_burukBalita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu.

Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.

Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.


Enam Langkah Membuat Status Gizi Balita Meningkat


Kamis, 27 September, 2001 oleh: Siswono
Enam Langkah Membuat Status Gizi Balita Meningkat
Gizi.net - BOGOR—Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan menemukan sebuah konsep bagaimana menanggulangi masalah kekurangan gizi pada anak balita. Peneliti Puslitbang Gizi Bogor, Trintrin Tjukani Mkes Selasa lalu menjelaskan, ada enam tahap dalam konsep yang diujicobakan melalui sebuah penelitian di Kabupaten Pandeglang Banten.

Pertama, pengorganisasian masyarakat. Kedua, pelatihan. Ketiga, penimbangan balita. Keempat, penyuluhan gizi. Kelima, pemberian makanan tambahan. Dan keenam, penggalangan dana.

“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji konsep tersebut. Sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu model pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi KEP (Kurang Energi Protein) pada balita. Kemudian bisa diimplementasikan ke daerah lain,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Penelitian Puslitbang Gizi di Bogor.

Uji coba dilakukan di enam desa di tiga kecamatan. Masing-masing desa diwakili oleh satu posyandu sebagai lokasi penelitian. Sedang sampel diambil tokoh masyarakat yang menjadi pengurus pengentasan KEP, anaka balita yang menderita KEP, dan ibu balita yang menderita KEP.

Mula-mula, sesuai dengan tahapan dalam konsep, dibentuklah organisasi pengurus pengentasan KEP pada balita di enam desa tersebut. Pengurus ini di masing-masing desa terdiri dari lima orang yang mewakili beberapa unsur dalam masyarakat. Mulai dari tokoh agama sampai pamong desa. Dalam pelaksanaan selanjutnya pengurus yang aktif akan bertambah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.

Kemudian dilakukan pelatihan kepada para pengurus tersebut. Pelatihan itu meliputi pengetahuan gizi, penyuluhan gizi, penyelenggaraan PMT (pemberian makanan tambahan), dan bagaimana cara menggalang dana untuk pengadaan PMT ini.

Agar efisien, pelatihan dilakukan serentak untuk enam desa, dilaksanakan di kota kabupaten dengan melibatkan bidan desa serta tenaga pelaksana gizi. Tidak lupa para peserta pelatihan diberi buku panduan.

Selanjutnya, setelah para pengurus ini terjun ke lapangan, dilakukanlah evaluasi hasil. Caranya dengan menimbang anak balita secara berkesinambungan setiap bulan selama tiga bulan. Pada awal penelitian ditemukan 87 anak balita yang menderita KEP. Kemudian semua anak balita yang menjadi sampel penelitian ini diberi makanan tambahan setiap hari selama tiga bulan.

Makanan tambahan dibuat oleh pengurus secara bergantian dan diberikan kepada anak dengan cara diambil dan dimakan di rumah kader. Bila ada balita tidak datang, makanan tersebut diantar ke rumah balita yang bersangkutan oleh kader. Makanan tambahan tersebut bisa berupa bubur, kolak atau nasi dengan lauk-pauk, atau kue-kue. Yang penting asupan energi dan proteinnya per porsi mencapai 300 sampai 400 kalori dan 3,5 sampai 10 gram protein.

Pelaksanaannya sendiri bervariasi. Ada desa yang bisa menyelenggarakan 10 hari berturut-turut dan dilanjutkan dengan tiga hari sekali. Ada juga yang menyelenggarakan dua hari sekali. Sedang yang lain, dua kali seminggu dan sekali seminggu.

Ketika pemberian makanan tambahan dilakukan, pengurus harus memberikan pula penyuluhan gizi kepada ibu balita. Ini agar ada kesinambungan setelah program selesai.

Soal dana, di bulan pertama disediakan oleh lembaga penelitian. Besarnya Rp 1.000 per anak per hari. Lalu pada bulan kedua, setelah mereka diberi pengetahuan bagaimana cara menggalang dana sendiri, mereka dilepaskan. Cara menggalang dana bisa lewat posyandu, majelis ta’lim, atau ada donatur desa. Dari enam desa yang diteliti, kata Trintrin, lima desa ternyata sudah bisa memberikan PMT secara swadaya pada bulan kedua dan ketiga.

Dari penelitian ini, kata Trintrin, disimpulkan bahwa konsep ini bisa meningkatkan status gizi balita dengan tingkat keberhasilan 50 persen, bahkan lebih. Buktinya, lanjut Trintrin, pada awal penelitian ada 90,6 persen anak dengan status gizi kurang dan 9,4 persen dengan status gizi buruk. Pada akhir penelitian tidak ada lagi anak balita dengan status gizi buruk. Sedang balita dengan status gizi kurang turun menjadi 45,3 persen.*mal

Sumber : Republika, Kamis, 27 September 2001